Selasa, 14 Juni 2016

GILI SUDAK LOMBOK


Matahari siang itu cukup menyengat. Namun teduhnya kapal perahu yang kami tumpangi, serta semilirnya angin laut sepoi-sepoi, membuat udara di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi sejuk.

Suara mesin kapal yang sedikit berisik, berbenturan dengan bunyi ombak kecil yang menghantam sisi bawah kapal. Sepanjang mata memandang, terlihat laut biru muda yang dikelilingi oleh tepi pulau hijau di sekitarnya. Sesekali terlihat juga kapal dan perahu yang melintas.

Perjalanan dari tepi pulau Lombok ke suatu pulau kecil bernama Gili Sudak itu pun menjadi sangat mengasyikkan. Bicara soal gili -- begitulah mereka menyebut pulau kecil di sini -- tentunya kita langsung teringat dengan Gili Trawangan. Sebuah gili yang memang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan dalam dan luar negeri.

Namun kami sengaja memilih gili lain, yang masih sepi dan jauh dari keramaian manusia. Untuk diketahui, Pulau Lombok ini memang memiliki sangat banyak gili di sekitarnya, dan kebanyakan masih belum ramai dijamah manusia.
Hanya berjarak beberapa meter dari tepi pantai, terumbu karang pun sudah mulai bermunculan. Namun jika bergerak lebih ke tengah lagi, tentu saja spesies terumbu karang dan berbagai jenis ikan semakin ramai bermunculan.

Melihat berbagai ikan yang tidak diketahui nama dan jenisnya itu meliuk-liuk keluar masuk terumbu karang, menimbulkan rasa iri. Jika bisa, rasanya ingin menjelma menjadi spesies ikan dan ikut berenang di antara terumbu-terumbu karang itu. Tinggal sementara di dunia bawah laut yang indah, melupakan kepenatan yang terjadi di daratan.

FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI) 

Senin, 13 Juni 2016

WISATA SEJARAH KOTA TUA


Kota Tua Ampenan-sesuai namanya, kota ini didominasi oleh bangunan-bangunan tua yang kini masih di pertahankan di wilayah Mataram. Dari enam kecamatan yang ada di Mataram, kecamatan Ampenan inilah yang tampak berbeda karena suasana kota tua sangat terasa disini. Selain itu, Ampenan juga pernah menjadi salah satu tempat terpenting di Lombok pada masa kolonial Belanda.

Lokasi dan Akomodasi Lokasi dari Kota Tua Ampenan ini tentunya berada di kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Berada di bagian barat pulau Lombok dan berbatasan langsung dengan Selat Lombok, yakni selat yang memisahkan antara Pulau Lombok dan Pulau Bali. Karena lokasi dari kecamatan Ampenan yang tak jauh dari pusat kota Mataram, membuat akses menuju Kota Tua Ampenan tidaklah sulit untuk ditemui, baik menggunakan kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Untuk kendaraan umum, anda bisa menggunakan angkutan kota yang bisa anda temui di pusat kota mataram, atau di dekat Mataram Mall. 

Ongkos angkutan kota sekitar Rp 2.500*) per orangnya. Nah, jika anda ingin mencoba menggunakan angkutan khas NTB, anda bisa menggunakan angkutan berupa delman yang bernama Cidomo. Tarifnya juga tergolong paling murah yakni Rp 2.000-Rp 3.000*) saja. Anda juga bisa menggunakan angkutan umum lainnya seperti taksi ataupun ojek. Untuk anda yang ingin menggunakan kendaraan pribadi, jika dari pusat kota Mataram anda bisa langsung menuju Jalan Pejangik atau Jalan Langko, ikuti saja jalan utama hingga anda memasuki Jalan Yos Sudarso. 

Tak lama anda akan tiba di simpang lima dimana dari simpang inilah wisata anda menuju Kota Tua Ampenan dimulai. Jika anda berada di Bandara Selaparang, maka jaraknya sangat dekat, karena bandara tersebut berada di kawasan Ampenan Utara. Untuk menuju simpang lima yang sama, anda tinggal mengikuti Jalan Adi Sucipto dan belok ke kiri menuju Jalan Saleh Sungkar.

Sejarah Singkat Kota Tua Ampenan memiliki cerita sejarah yang penting, tak hanya bagi Mataram, tetapi juga sejarah penting bagi Pulau Lombok dan wilayah sekitarnya. Hal ini tak terlepas dari peran Ampenan yang menjadi kota pelabuhan utama pada masa kolonial Belanda serta menjadi pusat kota dan pusat bisnis di Mataram. 

Pelabuhan Ampenan mulai dikembangkan sejak tahun 1800 serta menjadi kota penting dan menjadi pusat perdagangan di Lombok pada tahun 1948-1950. Sayangnya, karena besarnya gelombang laut di Selat Lombok, membuat dermaga ini terpaksa di tutup pada tahun 1970 dan berpindah ke Pelabuhan Lembar. Lama kelamaan, wilayah Ampenan mulai sepi dan jauh dari kesibukan seperti dulu. Namun, sampai saat ini, arsitektur bangunan tua sejak masa kolonial tersebut tetap dipertahankan.

Wisata Kota Tua Ampenan merupakan salah satu aset wisata sejarah dan budaya di kota Mataram. Bangunan-bangunan tua yang mencirikan bekas bangunan Belanda ini menjadi keunikkan tersendiri dibandingkan dengan kecamatan lain di wilayah Mataram. Selain itu, hal yang istimewa dari Kota Tua Ampenan ini adalah kekayaan akan etnis yang mendiami wilayah ini. Di wilayah kecamatan Ampenan ini, dihuni oleh beragam etnis yang mendiami beberapa perkampungan. 

Seperti yang bisa anda lihat di kota tua ini, anda akan menemukan Kampung Cina, Kampung Melayu, Kampung Bali, Kampung Bugis, Kampung Arab dan Kampung Banjar. Keragaman etnis ini memperkuat sejarah dari keberadaan pelabuhan yang mempermudah akses masuknya beragam kebudayaan ke wilayah Ampenan ini. Untuk memulai wisata anda di Kota Tua Ampenan ini, tak perlu bingung untuk memulainya. Biasanya, para wisatawan memulainya dari simpang lima dekat Jalan Yos Sudarso untuk memulainya. Dari simpang ini, anda sudah bisa melihat bangunan tua bertingkat yang kental dengan arsitektur Belanda. Salah satu area yang menjadi minat pengunjung adalah wilayah bekas dermaga. Ketika anda memasuki wilayah bekas dermaga ini, anda masih bisa menemukan sisa reruntuhan dari dermaga tersebut. Saat ini, sisa dermaga tersebut digunakan sebagai lokasi memancing bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang ingin menikmati suasana di wilayah dermaga ini.

Selain itu, kegiatan memancing ini sering dilakukan untuk menunggu sunset yang indah dari tempat ini. Hal ini tak terlepas dari fungsi bekas dermaga ini sudah menjadi objek wisata berupa pantai. Ya, bekas lokasi dermaga utama pada masa lalu ini, kini menjadi pantai yang bernama pantai Ampenan. Ketika bewisata, tentunya berasa kurang kalau tidak mencoba kuliner khas kota tersebut. Di Kota Tua Ampenan ini, bisa anda jumpai ruko-ruko berarsitektur kuno namun menjual beragam kuliner khas Lombok dengan rasa yang lezat. Anda bisa menjumpai beragam makanan khas seperti Ayam Taliwang, Plecing Kangkung dan banyak kuliner khas lainnya yang dominan dengan rasa pedas.

Tips 1. Sebaiknya gunakan kendaraan sendiri atau menyewa kendaraan, dengan begitu anda bisa puas mengelilingi Kota Tua Ampenan. 2. Sempatkan menuju Pantai Ampenan di sore hari, karena sunset yang bisa anda lihat disini sangat menakjubkan 3. Jika anda ingin mencari penginapan, wilayah sekitar Ampenan ini merupakan tempat yang cocok karena berada berdekatan dengan beberapa objek wisata lain.

Keragaman etnis dan budaya, tetap menghadirkan kerukunan dari tiap warga yang mendiami wilayah Kota Tua Ampenan ini. Jadi, selain berlibur dan melihat aset sejarah di kota Mataram, anda juga bisa memetik pelajaran berharga bahwa perbedaan bukanlah penyebab dari perpecahan. Nah, tunggu apalagi? Akan banyak pengalaman dan pelajaran baru yang bisa anda petik dari sini. Selamat berlibur!

FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI) 

ALL ABOUT LOMBOK ISLAND


Pulau Lombok (jumlah penduduk pada tahun 2001: 2.722.123 jiwa), Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa
Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau
ini kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini
mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini
adalah Kota Mataram.

Pembagian administratif
Foto infra merah dari satelit memperlihatkan pulau Lombok dengan kawah Gunung Rinjani
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kotamadya:
- Kotamadya Mataram
- Kabupaten Lombok Barat
- Kabupaten Lombok Tengah
- Kabupaten Lombok Timur
- Kabupaten Lombok Utara

Geografi
Selat Lombok menandai batas flora dan fauna Asia. Mulai dari pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih menunjukkan
kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di Australia daripada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini
adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris di abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.


Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan
menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997
kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian
besar terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain
jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.

Demografi
Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi
sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.

Bahasa
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak
sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam
dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku
Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di Lombok
Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

Agama
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini
adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di sana.
Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku
dan etnis yang bermukim di pulau ini. Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini
juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai
para penganut aliran Islam Wetu Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan salat lima kali
dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena
penyebar Islam saat itu mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat menyempurnakan dakwahnya.

Di Cakranegara (dulu bernama kerajaan Cakranegara) Kota Mataram sekarang, dulunya ditemukan Naskah Lontar Kuno oleh Ekspedisi
belanda (KNIL) kemudian diambil lalu dibawa ke Belanda, naskah lontar ini sebenarnya berada di Kerajaan Selaparang (sekarang
sekitar daerah Pringgabaya, Lombok Timur), namun pada saat peperangan antara Bali dan Lombok, kerajaan Selaparang telah kalah
karena diserang secara tiba-tiba, dan akhirnya semua harta benda milik kerajaan selaparang dirampas oleh pasukan Bali, sisa-
sisa yang tidak terbawa kemudian dibakar. Termasuk mahkota emas Raja selaparang (Pemban Selaparang) dan naskah lontar Negara
Kertagama yang sedang dipelajarai oleh para Putra dan Perwira kerajaan Selaparang. halaman ini ditambahkan oleh Lalu
Zulkarnain, bekerja pada Sekretariat Daerah Kota Mataram.

Sejarah
Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq
berarti waktu lampau), namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah
Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh
Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan
yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik,
Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang.

Kerajaan Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah
kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang
kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh gabungan pasukan Kerajaan
Karangasem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena
permasalahan dengan raja Selaparang. [2]. Pendudukan Bali ini memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat
Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Cakranegara di Ampenan). Baru pada tahun 1894 Lombok
terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak
mengundang mereka datang. Namun demikian, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung.

Masuknya Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai
Perang Dunia II Lombok sempat berada di bawah Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada tahun 1950 bergabung dengan
Republik Indonesia.

Pariwisata
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan
munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi
pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok
sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali. Namun selang beberapa
lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali. Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya
sektor di Lombok yang berkembang.

Destinasi objek pariwisata
- Pantai Senggigi
- Cakranegara
- Gili Air
- Gili Meno
- Gili Trawangan
- Gunung Rinjani
- Pantai Kuta, Lombok
- Sentanu
- Tetebatu
- Air Terjun Sendang Gile
- Gili Nangu
- Gili Sundak
- Gili Tangkong
- Hutan Monyet Pusuk
- Taman Narmada
- Taman Mayura



 FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI)





TAHU ABIAN TUBUH KHAS LOMBOK


Tahu abian tubuh selalu menjadi oleh oleh setiap wisatawan yang datang ke lombok, tahu ini terkenal tentusaja karena rasanya yang sangat enak dan tahunya berkualitas tinggi. tahunya lebih berisi, empuk dan manis, tahu abian tubuh akan lebih enak jika di goreng dan disajikan dengan kecap manis dicocol. cocok sebagai teman makan nasi dan pelecing kangkung, atau sekedar sebagai cemilan ringan.

Tahu ini terbuat dari kacang kedele pilihan, bahan ini juga mereka jadikan olehan tempe untuk menjadi oleh oleh dari daerah abian tubuh mataram. jika kita memesannya maka tahu ini akan di sajikan dengan besek (wadah yang terbuat oleh bambu halus) sehingga tahu tetap segar walaupun dibawa dalam perjalanan jauh.


FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI) 

Minggu, 12 Juni 2016

KAIN KHAS LOMBOK


Lombok tidak hanya menyimpan sejuta pesona alamnya, tetapi juga kerajinan tenunnya. Jika berlibur ke Lombok, sempatkanlah datang ke Desa Wisara tenun khas Lombok, Desa Sukarare. Di sana, Anda bisa melihat kain tenun Lombok dan cara pembuatannya.

Desa Sukarare merupakan salah desa sadar wisata tenunan yang ada di Lombok, selain Desa Sade dan Desa Banyumule. Sukarare terletak di Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Jonggat, Lombok. Lama waktu tempuh untuk mencapai desa ini kurang lebih 20 menit dari Bandara Internasional Lombok.
Sukarara adalah sebuah desa yang terkenal dengan kerajinan tenun tradisional atau songket. Desa Sukarara adalah sebuah desa kecil tetapi memiliki pemandangan yang begitu sangat indah yang terletak di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Jika anda berada di Kota Mataram dan hendak menuju ke desa tersebut, jarak yang mungkin harus anda tempuh sekitar 25 kilometer atau sekitar 30 menit waktu yang harus anda tempuh. Namun, jika anda dari Kota Praya, jarak yang anda tempuh menuju Desa Sukarara justru dekat, yaitu 5 kilometer atau anda hanya menempuh waktu sekitar 10 hingga 15 menit dengan menggunakkan kendaraan pribadi atau taksi. Sebagian besar perempuan yang tinggal di desa ini bekerja sebagai penenun, bahkan sejak dari anak – anak, para orang tua sudah mengajarkan atau mewariskan kerajinan tenunnya kepada anak perempuannya sehingga kerajinan tenun masih tetap ada hingga sekarang.
Desa Sukarare terbagi menjadi beberapa dusun, yaitu Dusun Belong Lauk dan Dusun Belong Daye. Uniknya, di setiap desa tersebut, para kaum perempuannya di wajibkan untuk bisa menenun, atau dalam bahasa Sasak disebut nyesek. Kemahiran dalam menenun ini wajib karena dijadikan syarat pernikahan.
Hasil tenunan khas Sukarare adalah Sarung Songket. Biasanya sarung tersebut digunakan pada saat upacara adat, seperti pesat besar atau begawe beleq. Tenun merupakan pekerjaan utama bagi penduduk permpuan desa tersebut selain bertani.

Di sepanjang jalan desa ini banyak toko-toko yang menjual tenunan sekaligus memperlihatkan proses pembuatannya yang biasanya diperagakan oleh para wanita desa berpakaian khas lambung.Ciri khas tenunan dari desa Sukarara ini adalah tenunan memakai benang emas yang sering di sebut kain songket
Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Sekarang ini pusat pengrajin kain songket adalah desa Sukarara, disinilah jika ingin membeli kain tenun tradisional khas Lombok, serta melihat bagaimana para penenun melakukan pekerjaannya. Desa ini sangat menarik untuk dikunjungi karena kegiatan sehari-hari masyarakat di desa ini telah menenun. Ciri khas tenunan dari desa Sukarara ini adalah tenunan memakai benang emas, desa ini telah dikenal menjadi salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh para tamu nusantara maupun mancanegara.

Di sepanjang jalan desa ini banyak toko-toko yang menjual kain tenun dari desa setempat maupun dari desa sekitarnya. Para wanita di desa dengan pakaian adat sasak selalu siap mendemontrasikan ketrampilan mereka. Namun selain kain songket yang dikenal saat ini ternyata banyak para wanita yang masih melakukan kegiatan menenun ini dengan cara tradisional, klasik alias cara jaman dulu kala, disamping untuk menjaga adat istiadat juga sebagai daya tarik wisata. Pembuatan kain tenun cara klasik atau tradisional ini adalah dari mempersiapkan pembuatan benang serta pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar2 dengan jari2 tangan, pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota. Bahan membuat benang selain kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun palem dsb. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau Mirinda Citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada pewarna dari tumbuhan lain seperti kesumba (sono keling), yang pasti jadul banget

FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI) 

BENANG KELAMBU WATERFALL


Air Terjun Benang Kelambu adalah air terjun yang paling terkenal di Pulau Lombok. Wisata alam air terjun ini berada di kaki Gunung Agung, tepat di tengah-tengah Pulau Lombok. Air Terjun Benang Kelambu terletak sekitar 32 Kilometer dari Kota Mataram, atau sekitar 1 jam perjalanan. Anda bisa menempuh jalur Mataram-Narmada-Sedau-Pancor Dau-Teratak-Desa Aik Berik. Disarankan agar Anda bertanya pada penduduk setempat mengenai lokasi air terjun ini. Karena hanya ada satu tanda jalan menuju Air Terjun Benang Kelambu. Atau Anda juga bisa menanyakan pada petugas hotel atau agen tur.
Di pintu masuk air terjun ini, Anda hanya perlu membayar Rp. 5.000,- untuk masuk ke lokasi air terjun. Setelah Anda melewati gerbang masuk, Anda akan disambut dengan pepohonan yang rindang serta suasana yang damai dan sejuk. Jalan menuju ke lokasi air terjun sudah dibangun sedemikian rupa, sehingga Anda bisa menuju ke air terjun dengan nyaman. Di sepanjang sisi jalan Anda bisa menemui warung-warung  yang menjual makanan ringan dan minuman. Anda juga bisa mencicipi Nasi Kaput, sejenis nasi campur yang dengan bungkus kertas.
Jangan lupa untuk membawa minuman, karena Anda akan berjalan sejauh 500 Meter untuk mencapai lokasi air terjun. Di tengah perjalanan Anda akan mendengar suara gemuruh air terjun. Namun jangan salah, itu adalah suara gemuruh dari Air Terjun Benang Setokel. Ya, di lokasi ini terdapat dua air terjun. Anda bisa mampir sejenak di Air Terjun Setokel ini.

 FOR INFORMATION ABOUT TRAVEL ON LOMBOK / PAKEJ PERCUTIAN BOLEH WA : +62 82237716583 (AFFANDI)

OTAK KOKO JOBEN WATERFALL


Air Terjun Joben. Para Penelusur pernah belum untuk berwisata ke air terjun tetapi mempunyai keunikan dengan menyembuhkan penyakit?. Bila belum pernah, cobain nih untuk mengunjungi Air Terjun Joben yang terletak di Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Air terjun ini tingginya sekitar 5 meter, airnya yang jernih dan segar mengalir sepanjang waktu.
Para Penelusur tau ga sebutan lain dari Air Terjun Joben ini? ternyata nih air terjun joben ini biasa disebut oleh orang sekitar dengan nama Otak Kokok, bahasa sasak yang artinya sumber air atau bisa di artikan hulu sungai. Mungkin bagi penduduk di sekitar lombok timur terdengar sangat familiar. Namun bagi orang di luar Lombok pasti mereka merasa asing dan pasti tidak ada keinginan untuk kesana. Mungkin yang paling terkenal dan yang mereka tahu hanya Gili terawangan saja.
Air Terjun Joben ini sangat indah dan asri lho dengan Air terjun yang sangat berkhasiat, warga sekitar sih percaya kalau air terjun tersebut mampu mengobati berbagai macam penyakit. Dengan mandi dibawah air terjun ini kemudian apabila air yang menerpa tubuh berubah menjadi putih seperti putih susu maka tubuh orang yang mandi tersebut terdapat penyakit dan apabila terus di guyur dengan air terjun itu maka penyakitnya akan segera sembuh. Air yang mengalir pun keluar dari akar pohon usia ratusan tahun. Para Penelusur percaya ga?
Para Penelusur pasti akan sangat suka kalau datang kesini. Karena semakin lama tempat ini semakin terkenal sehingga di jadikanlah tempat ini sebagai salah satu pusat rekreasi dengan dibangunnya gazebo-gazebo serta kolam renang. Suasana di joben akan terasa lebih indah dan menyenangkan jika disertai dengan hujan gerimis gerimis. Di Joben memiliki 2 kolam yaitu kolam dangkal dan kolam dalam. kolam dangkal di khususkan untuk anak anak kecil dan kolam dalam untuk orang dewasa. Air terjun joben ini cukup dingin, jadi Para Penelusur yang kurang tahan dengan rasa dingin jangan berendam lama-lama ya. Jika Para Penelusur datang pada hari libur banyak para pedagang yang berdagang disana. Seperti dagang jagung, dagang asesoris dan dagang nasi. Terdapat juga berbagai fasilitas seperti tempat parkir yang luas, gazebo, ruang ganti, penyewaan pakaian renang, pelampung, kolam renang anak-anak dan dewasa serta air terjun.
Para Penelusur yang ingin kesini jika datang dari arah Lombok Tengah atau Lombok Barat, Para Penelusur harus mengambil jalan utama menuju ke arah Sumbawa, di Lombok Timur tepatnya di Paok Motong dan akan melihat plang nama besar yang bertuluskan Otak Kokok, kemudian belok kiri dan masuk, jalan menuju Otak Kokok akan menanjak dan terus menanjak karena sudah berada di kaki Gunung Rinjani, jangan kuatir dengan jalanannya, jalan menuju ke Otak Kokok sangatlah baik dan telah di aspal.