Sabtu, 11 Juni 2016

HINDU CULTURE


Pura batu bolong merupakan sebuah pura kecil yang terdapat di daerah Senggigi, Lombok. Apabila anda melakukan perjalanan darat dari Mataram menuju pelabuhan Bangsal (tempat penyebrangan reguler ke Gili Trawangan) melalui jalur pantai, anda akan melewati pura ini. Pengunjung diperbolehkan masuk dengan membayar Rp.20.000/orang
Seperti halnya pura-pura yang yang ada di pulau Bali, pura ini juga mengharuskan pengunjung untuk menggunakan kain berwarna kuning di pinggang selama berada di dalam area pura, juga menjaga kesopanan karena sejatinya pura merupakan tempat ibadah keagamaan. Selain itu terdapat peraturan bahwa wanita yang sedang berhalangan dilarang memasuki area pura.
Nama Pura Batu Bolong itu sendiri sesuai dengan sebuh batu besar dengan lubang di tengahnya yang terdapat di pura tersebut. Salah satu pura yang terdapat di dalam area Pura Batu Bolong bernama pura Ratu Gede Mas Mecaling, letaknya di depan, dekat dengan pintu masuk pura.
Apabila anda dalam perjalanan dan melewati tempat ini, sempatkanlah untuk berhenti sejenak untuk melihat-lihat dan mungkin mengambil beberapa foto. Tetapi apabila anda berada di bagian pulau Lombok lain di luar area Senggigi, tidak perlu memaksakan diri untuk menuju Pura Batu Bolong karena tidak banyak yang bisa dinikmati di pura Ini.
Dari pura juga kita bisa melihat pemandangan pantai senggigi yang idah, di waktu-waktu tertentu kita bisa melihat pemancing-pemancing tradisional yang sedang mencari ikan dengan cara menceburkan diri ke dalam laut.
Melihat matahari terbenam (sunset) merupakan momen yang selalu ditunggu-tunggu wisatawan di sepanjang pesisir pantai barat Pulau Lombok. Banyak tempat untuk melihat sunset dengan latar belakang Gunung Agung di Pulau Bali.
Salah satunya adalah Pura Batu Bolong. Lokasi Pura Batu Bolong tak jauh dari Senggigi. Bila Anda hendak menuju Senggigi dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pasti melewati Pura Batu Bolong.
Pura Batu Bolong mengingatkan akan keberadaan Pura Tanah Lot di Tabanan, Bali, yang sama-sama berada di pinggir pantai. Hanya saja Pura Batu Bolong dengan pasir hitamnya memiliki lubang atau bolong di tengahnya sehingga dinamakan batu bolong.
Sejarah keberadaan Pura Batu Bolong tak lepas dari perjalanan seorang pendeta Hindu dari Jawa Timur, Dang Hyang Dwijendra ke Pulau Lombok yang melakukan perjalanan dari Jawa dan Bali. Beliau kerap berpindah-pindah tempat.
Selain mengelilingi pantai selatan Pulau Bali, beliau melanjutkan peralanan spiritual ke kawasan Bali Utara. Seperti Pura Pulaki hingga ke Pura Ponjok Batu, sebelum melanjutkan perjalanan menyeberang ke Pulau Lombok.
Di tempat terakhir itulah Dang Hyang Dwijendra disebutkan sempat menolong beberapa orang bendega atau nelayan perahu yang karam dekat Ponjok Batu. Para bendega asal Lombok yang diselamatkan beliau itu konon turut mengantarkan Dang Hyang Dwijendra yang juga disebut dengan nama Ida Peranda Sakti Wawu Rauh sampai ke Lombok dan menjejakkan kaki di Batu Bolong.
Bagi umat Hindu, Pura Batu Bolong yang berhadapan dengan Selat Lombok dan Gunung Agung di Bali ini memiliki atmosfer spiritual yang mampu memberikan kedamaian dan ketenangan bagi para umat yang bersembahyang di pura ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar